Berjihad Di Jalan Allah Dengan Membangun Matematika Cerdas Berbasis Teologi Islam
Keberadaan alam semesta merupakan bukti nyata keagungan dan kemasyhuran ilmu Allah S.W.T. Tinta sebanyak tujuh kali air di seluruh lautan duniapun (bahkan lebih) tidaklah cukup untuk menuliskannya. Menurut penulis, model matematik yang representatif sebagai pijakan dalam mengembangkan Sains Islam adalah persamaan diferensial (PD) arctangent:
pers (1)
yang solusi eksaknya berbentuk:
pers. (2)
Oleh karena penulis memandang PD arctangent ini merupakan persamaan diferensial yang bersifat religi (menurut penulis bahwa untuk a=1, b=1, serta nilai awal t0 = 0 dan y0 = 0 nilai fungsi tangent pada mensyiratkan sifat Qidam dan Baqa), maka solusi yang dihasilkan suatu teknik pemecah persamaan diferensial yang memasukkan faktor-faktor religipun semestinya tetap sesuai dengan solusi eksaknya.
Pada makalah ini diperkenalkan Teknik Modulasi Stabil (SMT=Stable Modulation Technique) sebuah teknik baru pemecah persamaan diferensial nonlinear berderajad satu yang solusinya berbentuk AF(A), yaitu suatu formula gelombang termodulasi yang suku amplitudonya juga terlingkup dalam fungsi fasanya. Fungsi transformasi untuk pemecahan Pers.(1) dengan SMT adalah yang memberikan bentuk solusi akhir:
pers.(3)
Ide pengembangan teknik modulasi stabil ini didasarkan pada peristiwa Isra’ dan Mi’raj nabi Muhammad, yang di sepanjang perjalanannya menuju Sidhratulmuntaha dibimbing oleh malaikat Jibril. Pers.(3) meyakinkan penulis bahwa saat bermi’raj energi nabi Muhammad ditransfer ke dalam bentuk energi gelombang termodulasi. Hal fundamental bagi pengembangan matematika dan komputasi modern diperoleh ketika to = 0, yo = 0, a = 0 dan b = 0 Pers.(3) tereduksi ke dalam bentuk:
Pers.(4) sebagai bentuk representatif dari fungsi tan(t) hingga kini belum dijumpai dalam Handbook Matematika manapun, karena yang ada hanyalah
Namun kedua Pers.(4) dan Pers.(5) tepat
memberikan nilai yang sama dengan nilai fungsi tan(t) untuk semua nilai t kecuali di t = pi / 2 untuk Pers.(4) dan di t = pi untuk Pers.(5) yang keduanya memberi nilai 0/0, padahal nilai tan(pi/2) = tak hingga. Dalam matematika nilai tersebut tidak dikenal, karena itu lazim disebut NaN (Not a Number) alias bukan bilangan. Nilai tak hingga untuk tan(pi/2) tetap tidak diperoleh dari Pers.(4) dan Pers.(5) sekalipun telah dikenakan operasi limit, karena hanya memberikan nilai devide by zero:
Paparan solusi eksak PD arctangent di atas mencerahkan keyakinan penulis bahwa selama perjalanan Isra’ malaikat Jibril mengumandangkan sifat haq (sifat exact) Allah, sedangkan selama perjalanan bermi’raj nabi Muhammad dibekali pemantapan iman bahwa Allah tidak berbilang yang terepresentasi pada 0/0, dan manusia tidak akan pernah dapat menjangkau kehendak Allah sebagaimana terepresentasi pada 1/0. Pesan utamanya adalah bahwa matematika seyogyanya digunakan sebagai “pendekatan” secara benar dalam upaya menerangkan Sunnatullah, dan jangan jadikan pula matematika sebagai alat penjustifikasi.
For Detail :
Visit http://rohedi.com or
Download Here
1 comments:
Saya sangat tertarik dengan artikel Anda.
Anda benar telah menunjukan bahwa 0/0 tidak terepresentasi.
Namun, konsep yang Anda ajukan bahwa 1/0 adalah tak-terhingga (dengan maksud manusia tidak mungkin 'mencapai' kehendak Tuhan) itu salah. Notasi 1/0 bisa disebut tak hingga apabila dikaitkan dengan operasi limit, sebagai contoh lim x->0 1/x=~. Untuk operasi matematika biasa, 1/0 itu berarti tidak terdefinisi. Sehingga konsep serta tafsiran yang Anda ajukan salah.
Terima kasih
Saripudin
pudintekel.blogspot.com
Post a Comment